Translate

Senin, 14 Januari 2013

IRAN SIAP DENGAN SENJATA “RAHASIA”

IRAN SIAP DENGAN SENJATA “RAHASIA”


Iran menyatakan telah menyiapkan senjata rahasia yang akan digunakannya pada saat yang tepat, yaitu jika diserang. Senjata rahasia tersebut menurut Iran akan membuat musuh terkejut saat digunakan.
“Republik Islam Iran memiliki banyak kemampuan tersembunyi yang akan digunakan pada saat yang tepat. Kami belum menampakkan semua kemampuan kami,” kata menteri pertahanan Iran Jenderal Ahmad Vahidi kepada media Iran “FNA”, Selasa lalu (28/2).
Pernyataan tersebut dikeluarkan sebagai tanggapan atas peningkatan militer Amerika dan sekutu-sekutunya di sekitar Iran sebagai persiapan serangan terhadap Iran.
“Saat ini Amerika sangat takut bahwa sebuah insiden akan terjadi dan mereka ternyata tidak sanggup melawan Iran,” tambah Vahidi.
Iran telah berulangkali memberikan peringatan kepada Amerika dan Israel bahwa Iran telah siap menghadapi serangan dan akan membalas setiap aksi militer terhadapnya dengan balasan yang lebih keras.
“Iran bukan negara yang tetap tinggal diam dan hanya mengamati semua ancaman dari “kekuatan-kekuatan materialis rapuh yang digerogoti cacing di dalam tubuhnya”,” kata pemimpin tertinggi Iran Ayotollah Sayyed Khamenei di hadapan para taruna militer Iran November tahun lalu.
“Siapapun yang berfikir untuk menyerang Iran, atau bahkan sekedar terlintas pikiran untuk menyerang Iran, harus siap-siap mendapat balasan lebih keras dari tangan besi militer Iran, Tentara Pengawal Republik Iran, serta milisi Basij yang didukung oleh seluruh rakyat Iran,” tambah Khamenei saat itu.
Rudal S-300
Pernyataan menhan Iran di atas secara tidak langsung mengklarifikasi dugaan kepemilikan sistem pertahanan udara S-300 oleh Iran meski Rusia telah membatalkan penjualan sistem persenjataana tersebut tahun lalu karena larangan PBB.
Sumber-sumber inteligen internasional menyebutkan bahwa setelah Rusia membatalkan penjualan tersebut, Iran berhasil mendapatkan 4 set S-300, 2 dari Belarusia dan 2 lagi dari sumber yang masih belum diketahui. Meski Rusia dan Iran membantah laporan-laporan tersebut, sudah menjadi pengetahuan umum di kalangan diplomat bahwa teknisi-teknisi Iran telah mendapatkan pelatihan penanganan sistem persenjataan canggih tersebut di Rusia.
Dugaan kepemilikan senjata yang ditakuti Amerika dan Israel tersebut semakin kuat dengan kedatangan dua kapal perang Iran ke Syria bulan lalu menyusul kedatangan flotilla kapal perang Rusia ke Syria akhir tahun lalu. Laporan-laporan inteligen menyebutkan Rusia diam-diam telah memasok S-300 kepada Syria dan Iran. Kedatangan kapal-kapal perang Iran tersebut untuk menjemput senjata-senjata tersebut.
S-300 sebenarnya bukan sistem pertahanan udara paling canggih yang dibuat Rusia karena Rusia telah mengembangkan sistem persenjataan yang lebih baru, yaitu S-400. Namun demikian sampai saat ini S-300 masih dianggap sebagai salah satu sistem pertahanan udara paling canggih yang bisa menetralisir keunggulan angkatan udara Amerika dan Israel atas Iran serta menggagalkan skenario serangan udara Amerika dan Israel atas sarana-sarana nuklir Iran. S-300 mampu mendeteksi secara simultan 100 target sekaligus dan menembak jatuh 12 rudal dan pesawat musuh sekaligus.

IRAN SANGGUP “MEMBAJAK” SETIAP RUDAL AMERIKA

Pejabat militer Iran, Jendral Farzad Esmaeli baru-baru ini mengklaim bahwa Iran memiliki kemampuan untuk “membajak” setiap rudal yang diarahkan ke Iran, membelokkan arah dan meledakkannya di udara. Jika klaim ini benar, maka Iran telah memiliki kemampuan yang sangat signifikan untuk menggagalkan setiap serangan militer terhadapnya sebagaimana rencana serangan Israel dan Amerika yang gencar diberitakan akhir-akhir ini.
“Setiap rudal yang diarahkan ke Iran akan dihancurkan atau dibelokkan arahnya dari sasaran dan mengarah ke sasaran yang kami tentukan,” kata Jendral Farzad kepada kantor berita Iran FARS, Senin (30/4). Pernyataan tersebut terkait dengan berita digelarnya senjata-senjata canggih Amerika di negara-negara Teluk, seperti pesawat tempur F-22 Raptor serta sistem pertahanan udara terbaru Amerika. Jendral Farzad menyindir penggelaran senjata-senjata Amerika tersebut menunjukkan kelemahan pertahanan negara-negara teluk tersebut.
Bulan Maret lalu menlu Amerika Hillary Clinton usai pertemuannya dengan pemimpin Saudi Arabia mengatakan bahwa Amerika akan menggelar sistem pertahanan udara di negara-negara Teluk Parsia untuk menghadapi ancaman Iran.
Meski sebagian ahli meragukan klaim Iran tersebut sebagaimana klaim Iran yang sanggup memproduksi massal pesawat tanpa awak Amerika, kemampuan Iran membajak pesawat tempur tanpa awak RQ-170 Sentinel membuat sebagian ahli percaya dengan klaim tersebut. Meski Amerika berusaha mengaburkan kabar tersebut dengan mengklaim pesawat tersebut ditembak jatuh, gambar pendaratan mulus pesawat tersebut di wilayah Iran menunjukkan kemampuan Iran membajak obyek-obyek udara Amerika.  
RUDAL IRAN SAINGI RUDAL RUSIA
Iran mengumumkan telah berhasil mengembangkan sistem rudal pertahanan udara yang lebih canggih dari rudal canggih Rusia, S-300. Rudal yang diduga dibuat Iran atas bantuan Rusia dan Cina ini diperkirakan akan bisa menggagalkan serangan Amerika-Israel atas Iran.
Brigjen Farzad Esmaeli beberapa waktu lalu mengklaim bahwa rudal buatan Iran yang diberi nama sandi “Bavar 373″ ini lebih canggih dari S-300 dan bakal menjadi saingan rudal-rudal pertahanan udara canggih Rusia seperti S-300 serta rudal S-400 yang masih disembunyikan Rusia, dalam pasar perdagangan senjata internasional di masa mendatang.
“Bavar 373″ merupakan sistem pertahanan udara yang dibuat Iran untuk menggantikan S-300 yang gagal dibeli Iran dari Rusia karena larangan PBB terkait program nuklir Iran. Diyakini sebagai kompensasi kegagalan penjualan tersebut, juga terkait dengan dibukanya akses terhadap pesawat tanpa awak Amerika canggih yang dijatuhkan Iran bagi para ahli Rusia, Rusia membantu pengembangan rudal “Bavar 373″ ini. Diduga kuat Cina serta Korea Utara juga terlibat dalam pengembangan “Bavar 373″. Sistem senjata canggih buatan domestik ini akan segera digelar di seluruh Iran terutama untuk melindungi obyek-obyek vital Iran seperti fasilitas nuklirnya.
Sumber-sumber militer Iran menyebutkan bahwa “Bavar 373″ adalah sistem senjata yang mobil, setiap peluncur memiliki 4 rudal terpasang, juga bisa dipasang pada peluncur rudal sejenis seperti sistem rudal Tor-M1 buatan barat. Sumber-sumber inteligen menyebutkan Iran sebelumnya juga telah memiliki 4 sistem pertahanan rudal S-300 selain beberapa sistem pertahanan rudal lainnya. Dengan keberadaan senjata-senjata tersebut Iran percaya setiap serangan udara Amerika-Israel bisa dapat dimentahkan.

IRAN ANCAM HANCURKAN PANGKALAN MILITER RAHASIA AMERIKA DI ISRAEL

Iran kembali memberikan peringatan keras terkait rencana serangan militer Amerika dan Israel terhadap fasilitas nuklir miliknya. Iran akan menghancurkan pangkalan-pangkalan militer rahasia Amerika di wilayah Palestina yang diduduki Israel dengan rudal-rudal jarak jauhnya.
“Amerika memiliki beberapa pangkalan militer rahasia di beberapa tempat di Palestina yang menjadi tempat penyimpanan senjata, bom-bom pintar, rudal dan perlangkapan militer lainnya. Juga terdapat fasilitas rumah sakit yang bisa menampung 500 pasien. Jika Israel menyerang Iran, maka pangkalan-pangkalan itu akan menjadi target rudal-rudal Iran,” kata seorang diplomat senior Iran sebagaimana dikutip “Basij News“, media resmi satuan milisi Basij Iran.
Menurut diplomat yang tidak disebutkan namanya itu salah satu pangkalan militer rahasia Amerika itu terdapat di kota Herzliya, lainnya berada di dekat Ben Gurion Airport. Selain itu juga terdapat fasilitas yang yang sama di pangkalan udara Israel di Ovda dan Nevatim. Menurut diplomat bersangkutan, nilai dari persenjataan Amerika di pangkalan-pangkalan militer tersebut melebihi $1 miliar.
“Pangkalan militer Amerika di wilayah pendudukan dianggap sebagai fasilitas rahasia, sebagian besar darinya berada di bawah tanah. Pangkalan-pangkalan militer itu disebut dengan kode “Base 51″ untuk tempat penyimpanan senjata, “Base 53″ untuk pangkalan yang berada di pangkalan udara Israel, dan “Base 54″ untuk fasilitas rumah sakit yang berada dekat Tel Aviv. Sedangkan “Base 55″ dan “56″ adalah untuk pangkalan yang berisi cadangan amunisi dan perlengkapan perang,” kata diplomat tersebut.
Diplomat tersebut juga menyebutkan sebuah pangkalan militer di Tepi Barat yang dibuat oleh perusahaan Jerman tempat penyimpanan senjata Amerika. Pangkalan tersebut diawasi oleh 150 tentara Amerika dan berada di bawah pengawalan ketat militer Israel.
Laporan “Basij News” mengindikasikan bahwa meski Amerika tidak terlibat aktif dalam penyerangan terhadap Iran, setiap serangan oleh Israel akan mengakibatkan pangkalan-pangkalan militer Amerika di Israel menjadi sasaran serangan balasan Iran.
Sementara itu penasihat militer pemimpin tertinggi Iran, Mayjend Rahim Safavi menggambarkan keberadaan orang-orang yahudi di Israel sebagai “sangat riskan”. Kepada kantor berita “Fars News Agency” baru-baru ini ia mengatakan, “Para zionis hidup dalam kondisi dimana jika mereka menyerang Iran, maka sekitar 1 juta orang yahudi di Isael akan meninggalkan Israel dalam 1 atau 2 minggu saja. Orang-orang yahudi sangat riskan berada di sana.”
Safavi yang merupakan mantan komandan Tentara Pengawal Revolusi minggu lalu mengatakan, “Semua tanda di kawasan Timur Tengah mengindikasikan kehancuran regim zionis dan hilangnya keberadaan mereka dari peta bumi.”
Safevi mengingatkan bahwa Amerika telah menghabiskan trilunan dolar dalam perang 9 tahunnya di Irak dan telah kehilangan lebih dari 5 ribu prajuritnya, namun tetap gagal menguasai Irak. Demikian juga petualangan Amerika di Afghanistan yang mengalami kegagalan total.
“Dukungan Amerika terhadap Israel akan meningkatkan kebencian di kalangan umat Islam dan akan membuat Amerika harus membayar mahal.
“Allah sudah menjanjikan kemenangan umat Islam atas orang-orang kafir zionis,” tambahnya.

AMERIKA AKHIRNYA AKUI KEHEBATAN MILITER IRAN

Latihan perang yang digelar Iran baru-baru ini, “Great Prophet 7″ mungkin telah membuat para analis militer Amerika terkesan. Dalam salah satu bagian latihan tersebut Iran berhasil meluncurkan rudal anti-kapal balistiknya, “Khalij Fars” yang sukses menghancurkan sasaran di tengah laut.
Padahal teknologi rudal balistik termasuk paling rumit dalam bidang teknologi rudal. Menembakkan rudal ke ketinggian tertentu dan sudut tertentu dan membiarkannya jatuh sendiri dengan gaya gravitasi menuju titik sasaran, membutuhkan teknologi navigasi yang sangat canggih, dan Iran telah menguasai teknologi itu. Namun tentu bukan karena kecanggihan “Khalij Fars” saja yang membuat para ahli militer Amerika mengakui kehebatan militer Iran hingga departemen pertahanan mereka membuat laporan ke lembaga legislatif (Congress) tentang kehebatan itu.
Dalam laporan yang dibuat tgl 29 Juni dan ditandatangani menhan Amerika Leon Panetta itu disebutkan: “Iran has boosted the lethality and effectiveness of existing systems by improving accuracy and developing new submunition payloads that extend the destructive power over a wider area than a solid warhead“. Artinya kira-kira adalah: Iran telah berhasil mengembangkan rudal berdaya hancur dan keakurasian tinggi, dan dengan daya jangkau yang lebih jauh dari rudal biasa. Selain itu laporan juga menyebutkan keberhasilan Iran membangun kapal-kapal dan kapal selam sendiri.

Dalam laporan yang dibagikan kepada 4 anggota komite pertahanan Congress minggu lalu itu disebutkan secara umum “kemampuan asimetrik Iran yang didisain untuk menghadapi kekuatan militer barat”. Laporan juga memberikan kesimpulan umum tentang apa yang pernah menjadi perguncingan para politisi dan analis militer tentang program nuklir Iran, hubungan Iran dengan Syria, Hizbollah dan Hamas serta kelompok-kelompok Shiah Irak.
Namun yang lebih menghebohkan adalah laporan itu juga menyebutkan bahwa Iran, dengan dukungan sekutu-sekutu asingnya, akan sanggup membuat rudal balistik antar-benua pada tahun 2015. Negara-negara maju seperti Inggris dan Perancis mungkin telah memiliki teknologi ini, namun hingga saat ini pun belum mengembangkan senjata ini. Selain membutuhkan sistem pemandu canggih, rudal ini membutuhkan material tertentu yang sulit didapat karena harus tahan terhadap suhu tinggi yang diakibatkan gesekan udara dengan permukaan rudal yang ditembakkan hingga ke lapisan tertinggi atmosfir.
PENINGKATAN KEAKURASIAN DAN KEKUATAN
“Ada bukti-bukti kuat bahwa Iran tengah meningkatkan keakurasian dan daya hancur rudal-rudal mereka. Laporan-laporan pemerintah selama ini telah meremehkan keakurasian dan efektifitas rudal-rudal Iran,” komentar analis dari Congressional Research Service Iran, Kenneth Katzman. Menurut Katzman laporan terbaru tersebut telah memberikan apresiasi terhadap kemampuan militer Iran.
“Iran akan menunjukkan kemampuan besarnya dalam mempertahankan wilayahnya. Kami telah memberikan penilaian dengan keyakinan tinggi bahwa selama 30 tahun Iran telah membangun jaringan “teroris yang didukungnya” yang mampu menyerang kepentingan-kepentingan Amerika dan Israel,” tulis laporan tersebut.
Laporan juga menyebutkan kemampuan Iran membuat rudal jarak jauh yang bisa menjangkau Israel dan Eropa Timur. Rudal itu termasuk rudal “Shahab 3″ yang berdaya jangkau hingga 2.000 km dan rudal balistik yang tidak disebutkan namanya. Selain itu laporan juga mengkonfirmasi Iran telah menempatkan rudal balistik jarak menengah berbahan bakar padat.
“Iran, seperti halnya Cina, tengah mengembangkan dan menempatkan rudal balistik jarak menengah dengan alat pencari yang mampu mengidentifikasi dan  dan menghancurkan sasaran-sasaran bergerak seperti kapal,” tulis laporan itu.
“Teknologi ini memungkinkan untuk melakukan serangan terhadap sasaran-sasaran darat,” tambahnya.
Kementrian pertahanan Amerika (Pentagon) menyoroti 3 latihan perang yang dilakukan Iran tahun ini yang disebutnya sebagai unjuk kemampuan pertahanan dan penyerangan Iran.
100 x LEBIH KUAT
Di sisi lain pemimpin tertinggi Iran, Imam Sayyed Ali Khamenei manyatakan bahwa saat ini Iran 100 kali lebih kuat dari kekuatan Iran 30 tahun lalu, meski harus menghadapi sanksi-sanksi barat sejak tahun 1979.
Pernyataan tersebut dikeluarkan Khamenei saat memberi sambutan dalam acara konperensi internasional wanita “Islamic awakening” yang digelar di Teheran baru-baru ini.
“Barat telah membual tentang dampak sanksi-sanksi mereka terhadap Iran, namun mereka tidak mengetahui bahwa mereka telah memicu semangat rakyat Iran dengan memberlakukan sanksi-sanksi selama 30 tahun terakhir,” kata Khamenei dalam sambutannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar