Warga Panik:
Ledakan Meteor di Langit Russia, 6 Kota Rusak, Ribuan Korban Luka dan Ribuan Bangunan Hancur, Senjata Baru Amerika?
Sebuah meteor seberat 7.000 ton,
meluncur diatas Russia dengan kecepatan 30 km/detik, namun meledak di
ketinggian 30-50 km sebanding dengan kekuatan 20 bom atom, mengakibatkan
korban luka sebanyak 1.200 orang, 3000 bangunan rusak di 6 kota.
Pejabat wilayah Chelyabinsk mengerahkan 20.000 petugas penyelamat dan
menyatakan meteor yang melintas lalu meledak itu sisanya kemudian jatuh
ke sebuah danau es dan membuat lubang di danau yang berdiameter 8
meter.! Apakah meteor itu senjata baru Amerika?
Moskwa, Jum’at 15 Feb. 2013 — Sebuah
meteorit meledak di atas kawasan Ural Rusia, Jumat (15/2/2013), dan
pecahannya menyebar di permukiman! Akibat ledakan itu, kaca jendela
sejumlah bangunan di beberapa tempat pecah dan menyebabkan sejumlah
orang terluka.
Dilaporkan terdapat sekitar 6 kota yang
mengalami kerusakan akibat hujan meteor ini. Wilayah yang paling parah
terkena dampak hujan meteor ini yakni wilayah Chelyabinsk.
“Sekitar pukul 09.20 waktu setempat,
sebuah objek terpantau berada di langit Chelyabinsk meluncur di udara
dengan kecepatan tinggi dan meninggalkan ekor berbentuk asap di
belakangnya. Dalam waktu 2 menit terdengarlah dua suara ledakan,” terang
pejabat Kantor Urusan Darurat setempat, Yuri Burenko.
“Sebuah ledakan meteorit tersebut terjadi
di atas wilayah Chelyabinsk di pegunungan Ural. Gelombang ledakan itu
memecahkan kaca bangunan di sejumlah lokasi,” kata juru bicara
kementerian urusan darurat kepada kantor berita Interfax.
Namun, kata juru bicara itu, sejauh ini,
belum ditemukan bagian dari meteorit yang sudah jatuh ke bumi. Sejumlah
saksi mata yang dikutip media mengatakan, mereka mendengar suara ledakan
keras yang langsung memicu kepanikan di antara penduduk.
Terekam Kamera Video
Peristiwa tersebut sempat terekam dalam
sejumlah video amatir yang mendokumentasikan detik-detik ledakan
tersebut. Rekaman itu memperlihatkan sebuah bola api raksasa melesat
dari langit sebelum akhirnya meledak sebelum mencapai tanah.
Dalam rekaman yang disiarkan televisi lokal Russia Today, tampak detik-detik peristiwa jatuhnya meteor tersebut.
Ada
beberapa rekaman yang mendokumentasikannya. Salah satu rekaman video
diambil seseorang yang tengah melaju dengan kendaraannya di jalanan.
Saat mobil melaju, tiba-tiba tampak titik api mendekat dan kemudian
meledak di langit. (
lihat video)
Rekaman video lainnya memperlihatkan saat
meteor meledak. Sempat terlihat bahwa kondisi di sekitar jatuhnya
meteor itu menjadi gelap sesaat sebelum ledakan di langit terjadi.
Lukai Ribuan Orang
Laporan terakhir dari Kementerian Dalam
Negeri Rusia menyatakan jatuhnya meteorit itu telah mengakibatkan lebih
dari 1.200 orang terluka. Kebanyakan korban luka akibat terkena pecahan
kaca jendela bangunan, seperti dilansir situs zeenews.india.com, Jumat (15/2).
Dari jumlah tersebut, tidak ada laporan
korban luka akibat terkena serpihan meteorit secara langsung. Sebagian
besar korban mengalami luka-luka akibat terkena pecahan kaca atau
serpihan bangunan.
Saluran telepon maupun sinyal telepon
genggam di sejumlah wilayah Chelyabinsk terputus akibat insiden ini.
Dilaporkan, pemicunya karena sebuah meteorit yang jatuh ke bumi mengenai
sebuah antena telekomunikasi setempat.
Banyak
jendela, baik di wilayah perkantoran maupun di pemukiman warga yang
pecah akibat bunyi ledakan meteor di udara. Sedangkan sebuah pabrik di
wilayah tersebut mengalami kerusakan paling parah karena dihantam
meteorit. Bagian atap gedung pabrik tersebut runtuh dan beberapa
dindingnya pun ambruk.
Masih belum jelas benda yang menyebabkan
ledakan besar tersebut. Juru Bicara Kementerian Darurat Irina Rossius
menyebut bahwa peristiwa tersebut sebagai hujan meteor.
Namun, pejabat lainnya, Elena Smirnikh,
mengatakan bahwa ledakan ditimbulkan oleh sebuah meteor. Sejauh ini,
belum dilaporkan penemuan pecahan benda yang meledak di atas langit
wilayah Ural itu.
Tragedi ini mengingatkan dunia pada
beberapa dekade lalu, saat sebuah ledakan yang diduga berasal dari
meteorit menghancurkan pepohonan dan terbakar serta tumbang saat
“airburst” pada 1908 di Tunguska, Siberia, Russia (baca:
‘Airburst’ (Komet Meledak) Menjadi Penyebab Bumi Kiamat).
Kaitan Meteorit dengan Asteroid 2012 DA14
Saat berita ini diturunkan belum
diketahui jenis meteor itu, namun dikaitkan dengan asteroid 2012 DA14,
yang memiliki ukuran seperti kolam renang olimpiade yang dikabarkan
melintas dekat bumi pada jarak 27.520 km (17.100 mil) tak lama, dimalam
hari yang sama, Jum’at malam ini.
Perlu juga diketahui bahwa asteroid 2012
DA14 adalah asteroid berukuran 45 meter dan akan melintas pada jalur
yang jaraknya terdekat selama ini juga selama beberapa puluh tahun
terakhir.
Namun Kementerian Darurat menggambarkan
peristiwa yang terjadi di hari Jumat tersebut sebagai hujan meteor dalam
bentuk bola api dan mengatakan tingkat radiasi saat ini masih terbilang
normal, dan mendesak warga untuk tidak panik.
Badan Antariksa Amerika Serikat juga
mengatakan tak ada kaitan jatuhnya meteor itu dengan asteroid 2012 DA14
yang diprediksi akan melintasi Bumi.
Meteorit Yang Jatuh Seberat 7000 Ton
Menurut Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia,
meteor yang jatuh pagi tadi di wilayah Chelyabinsk, Pegunungan Ural,
Rusia, berbobot 7000 ton.
Para ahli mengatakan batu berpijar yang
tampak terbakar di langit pagi itu merupakan meteorit. Pijaran batu
meteorit itu bisa terlihat hingga jarak ratusan kilometer.
Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev mengatakan peristiwa jatuhnya meteorit itu merupakan peringatan bagi planet Bumi.
“Saya harap tak ada akibat serius dari
kejadian itu. Kejadian itu menunjukkan tak hanya kondisi ekonomi yang
rawan tapi juga planet kita,” kata dia dalam sebuah forum ekonomi
diadakan di wilayah Krasnoyarsk, Siberia hari ini.
Pemerintah kota Chelyabinsk juga mendesak
warganya untuk tetap tinggal di dalam rumah mereka kecuali mereka ingin
menjemput anak mereka dari sekolah-sekolah. Mereka mengatakan ledakan
telah didengar pada ketinggian 10.000 meter, dimana diperkirakan ketika
meteor coba memasuki atmosfir bumi.
Kerahkan Tim Penyelam
Keesokan harinya, sebanyak enam penyelam
dikerahkan untuk menemukan sisa pecahan meteor yang jatuh di Danau
Chebarkul di luar Kota Chelyabinsk, Rusia, kemarin.
Situs theaustralian.com.au
melaporkan, Sabtu (16/2), sejauh ini pecahan meteor itu belum ditemukan
di wilayah sekitar kota. Lokasi jatuhnya meteor di danau itu membentuk
kawah berdiameter selebar delapan meter.
“Tim penyelam beranggotakan enam orang
akan mencari pecahan meteorit itu,” kata seorang juru bicara Kementerian
Keadaan Darurat Rusia.
Menteri Keadaan Darurat Rusia Vladimir
Puchkov mengatakan sekitar 20 ribu petugas penyelamat telah disebar
untuk menangani dampak jatuhnya meteor itu. “Kami telah mengerahkan tim
khusus untuk menangani dampak meteor itu terhadap gedung-gedung,” kata
dia.
Meteor yang jatuh di Rusia pagi kemarin
hingga kini telah melukai lebih dari seribu orang dan merusak 3000
bangunan. Badan Antariksa Amerika (NASA) memperkirakan meteor berukuran
sebesar bus dengan bobot tujuh ribu ton itu berkekuatan 20 bom atom dan
melaju dengan kecepatan hingga 30 kilometer per detik.
Meteor Rusia Terbesar Dalam 100 Tahun
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA)
menyatakan meteor yang jatuh di Kota Chelyabinsk, Rusia kemarin
merupakan meteor terbesar yang menghantam Bumi selama seabad terakhir.
Meteor besar dilaporkan pernah menghantam
Bumi pada 30 Juni 1908 di daerah Tunguska, Siberia, mengakibatkan
sekitar 80 juta pohon tumbang rata dengan tanah.
“Jatuhnya meteor itu bisa disebut
peristiwa langka dan bersejarah,” kata Direktur Planetarium NASA Jim
Green, seperti dilansir surat kabar USA Today, Sabtu (16/2).
NASA memperkirakan meteor itu berukuran
sebesar bus dengan bobot tujuh ribu ton dengan ledakan sekuat 20 bom
atom. “Untungnya, atmosfer bumi menyerap sebagian besar energi meteor
itu,” kata Amy mainzer, ilmuwan di Laboratorium NASA.
Meteor yang jatuh di Rusia itu menghantam
bumi hanya beberapa jam sebelum asteroid bernama 2012 DA14 seluas
setengah lapangan bola melintasi Bumi di ketinggian 27 ribu kilometer.
Itu merupakan rekor jarak terdekat sebuah asteroid besar melintasi Bumi.
Mengapa Meteor di Rusia Bisa Meledak?
Menurut Scienceblogs.com (28/11/2008), sebuah blog sains yang diprakarsai oleh National Geographic, ketika sebuah meteor mendatangi bumi, meteor tersebut akan bergerak sangat cepat karena gaya tarik bumi yang begitu besar.
Hal ini akan menyebabkan sang meteor
tersebut mampu bergerak dengan cepat dan meluncur dengan dahsyat dengan
kecepatan hingga 11 sampai 72 km/detik menuju bumi.
Namun, sebagai pelindung terluar bumi,
maka lapisan demi lapisan atmosfer akan mencoba melawan gaya luncuran
akibat daya tarik gravitasi Bumi ditambah dengan laju meteor tersebut
dan atmosfir akan memperlambat laju meteor sembari membakar habis
material pembentuk meteor itu.
Itulah sebabnya mengapa meteor jatuh
selalu terlihat mengeluarkan cahaya mengkilat, seperti yang terekam
dalam kejadian di Rusia hari ini.
Sayangnya, jika material pembentuk meteor
tersebut terlalu banyak tersusun oleh es maupun CO2 kering, suhunya
akan meningkat drastis dan mendidih. Suhu inilah yang menyebabkan
molekul di dalam meteor tertekan dan mencoba untuk keluar. Sehingga,
terjadilah ledakan yang sangat kuat tersebut.
Alan Harris, peneliti senior German
Aerospace Center, menyebutkan bahwa sebagian besar kerusakan di negeri
beruang merah tersebut terjadi karena ledakan dari meteor yang hancur di
angkasa.
Ledakan ini mengakibatkan sebuah gelombang kejut (shock wave)
yang mampu menghancurkan kaca jendela dan benda-benda ringan
berterbangan hingga radius beberapa kilometer. Sehingga, tidak
mengherankan bila daerah yang jauh dari sumber ledakan juga terkena
dampak signifikan akibat ledakan ini. Bahan pembentuk meteor sendiri
juga mempengaruhi besar kecilnya ledakan yang terjadi.
Seperti yang terlihat dari kejadian di
Rusia, nampaknya ukuran meteor yang jatuh ini cukup besar sehingga tidak
habis terbakar di atmosfer. Untungnya, ledakan yang dihasilkan tidak
parah meskipun mampu merusak bangunan dan mencederai banyak orang.
Pada peristiwa meteorit Russia ini, ia
menghantam bumi dengan kecepatan sangat tinggi hingga 30 kilometer per
jam. Kecepatan tinggi inilah yang mampu menghasilkan energi sangat besar
dan akhirnya meledak, namun tak semuanya hancur. Lalu sisanya terus
meluncur hingga menabrak permukaan bumi dengan masuk ke danau es.
Kesimpulan dan Penelitian dari NASA
Update “Peristiwa Siberia” hingga 19
Februari 2013 (4 hari pasca kejadian), berdasarkan rilis NASA Meteoroid
Environment Office, Comprehensive Test Ban Treaty Organization (CTBTO),
Russia’s Ural Federal University dan simulasi berbasis 2 spreadsheet:
Nuclear Effects Calculator dan Dinamika Meteor :
1. Meteor meledak dan menghasilkan sisa hanya seukuran kerikil.
Meteorit yang tersisa dari Peristiwa Siberia mulai ditemukan sejak
Minggu 17 Februari 2013. Hingga kini secara akumulatif telah terkumpul
53 butir meteorit dengan ukuran kecil-kecil (antara 0,5 hingga 1 cm) dan
berdasarkan analisis spektrometer memiliki tipe kondritik. Hingga kini
belum ditemukan meteorit yang berukuran lebih besar. Meteorit
kecil-kecil (seukuran kerikil) ini mengindikasikan dahsyatnya Peristiwa
Siberia sehingga meremukkan massa asteroidnya saat terjadi ledakan di
udara.
2. Sisa bongkahan terbesar meteor tak ditemukan di danau.
Lubang berdiameter 6 m di permukaan es Danau Cherbakul telah diselami
berulang kali guna mencari kemungkinan bongkahan meteorit besar
didasarnya. Namun tidak ada penemuan meteorit yang dimaksud. Kini muncul
anggapan bahwa lubang bundar itu tidak terkait dengan jatuhnya meteorit
ke danau Cherbakul dalam Peristiwa Siberia.
3. Energi Meteor setara dengan 500 kiloton TNT.
Gelombang infrasonik (frekuensi kurang dari 10 Hz) yang diproduksi
Peristiwa Siberia menjalar ke segenap penjuru atmosfer di permukaan
Bumi. Gelombang ini tidak terdengar oleh manusia, hanya hewan-hewan
tertentu yang sanggup mendengarnya. Stasiun-stasiun infrasonik yang
menjadi bagian pengawasan penegakan larangan ujicoba nuklir dalam payung
CTBTO seperti stasiun Alaska dan bahkan Antartika merekam gelombang
infrasonik produk Peristiwa Siberia, yang memiliki periode rata-rata 30
detik. Dari periode inilah bisa diketahui bahwa Peristiwa Siberia
melepaskan energi 500 kiloton TNT.
4. Deteksi dini Meteor yang berpotensi membahayakan Bumi adalah mustahil.
Dengan mempertimbangkan profil orbitnya dan batas kemampuan
teleskop-teleskop pelacak asteroid/komet berpotensi bahaya bagi Bumi
(yakni pada magnitudo semu +24), maka asteroid penyebab Peristiwa
Siberia hanya akan bisa terdeteksi dalam 2 jam sebelum meledak di atas
Chelyabinsk, atau pada saat jaraknya hanya 135.000 km dari Bumi.
Pendeteksian itu pun membutuhkan situasi sempurna: malam hari, cuaca
cerah dan tak ada gangguan cahaya akibat fase Bulan di antara Bulan
perempat-purnama-Bulan perempat. Dengan Peristiwa Siberia terjadi di
pagi hari, maka upaya deteksi dini dengan teleskop terbaik sekalipun
yang ada pada saat ini menjadi mustahil.
5. Meteor Russia bertipe Kondritik.
Kita cukup beruntung, meteorit dalam Peristiwa Siberia bertipe
kondritik. Jika bertipe besi (siderit), maka boloid akan menerobos masuk
lebih jauh hingga meledak pada ketinggian 10 km saja dengan pelepasan
energi mencapai 1 megaton TNT. Jika hal semacam ini terjadi, korban jiwa
bakal tak terelakkan mengingat hingga radius 11 km dari episentrum
(proyeksi titik ledakan tepat di permukaan Bumi) akan terjadi kasus luka
bakar tingkat tiga yang berpotensi besar menjadi fatal. Sementara area
yang porak-poranda oleh hantaman gelombang kejut akan berjarak hingga 21
km dari episentrum, yang setara dengan luas area 1.400 kilometer
persegi. (Ma’rufin Sudibyo)
Anggota Parlemen Rusia: Meteor itu Senjata Amerika
Anggota parlemen Rusia dari Partai
Liberal Vladimir Zhirinovsky mengatakan jatuhnya meteor kemarin di Kota
Chelyabinsk merupakan suatu konspirasi Amerika Serikat.
“Benda itu bukan meteorit, itu adalah
aksi Amerika yang sedang menguji coba senjata barunya,” kata Vladimir
Zhirinovsky kepada wartawan kemarin, seperti dilansir Surat kabar the Washington Post, Sabtu (6/2/13).
Zhirinovsky juga menyebutkan, “Menteri
Luar Negeri Amerika John Kerry sebelumnya telah mencoba memberitahu
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tentang uji coba itu. Namun
dalam beberapa hari ini Lavrov dikabarkan menghindari telepon dari
Kerry”, jelas Zhirinovsky.
“Dia (Kerry) mencoba menghubungi Lavrov,
tapi dia sedang dalam perjalanan. Kerry bersungguh-sungguh ingin
memperingati Lavrov tentang provokasi terhadap Rusia,” kata dia.
Zhirinovsky selama ini dikenal sebagai
sosok yang sangat nasionalis dan anti-Barat. Beberapa kali pernyataannya
sering menimbulkan kontroversi. Surat kabar Jerman Der Spiegel pernah menyebut Zhirinovsky sebagai politikus badut dan seorang radikal sayap kanan.
Meteor yang jatuh di Rusia pagi kemarin
hingga kini telah melukai lebih dari seribu orang dan merusak 3000
bangunan. Badan Antariksa Amerika (NASA) memperkirakan meteor berukuran
sebesar bus dengan bobot tujuh ribu ton itu berkekuatan 20 bom atom dan
melaju dengan kecepatan hingga 20 kilometer per detik.
Pecahan Meteorite Russia Dihargai Ratusan Juta Rupiah
Addi Bischoff menyebutkan bahwa kerusakan
fisik bukanlah satu-satunya dampak yang diterima warga Rusia. Namun,
mereka yang menemukan pecahan batu meteor tersebut bisa mendadak kaya
raya.
Hal ini dikarenakan banyak para pemburu
batu dan peneliti yang berlomba-lomba untuk mendapatkan batu meteorit
segera setelah jatuh di bumi. Diperkirakan, jika dijual, batu ini bisa
dibanderol hingga USD 670 atau Rp 65, juta per gram tergantung dari
materi pembentuknya.
Benar saja, baru selang tiga hari namun di Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Senin (18/2), pecahan meteor itu mulai dijual di sebuah situs Internet bernama Avito.ru, sebuah laman yang biasa memuat iklan baris dan menawarnya hingga ratusan juta rupiah.
Pecahan meteor itu mulai dipunguti di
Kota Chelyabinsk, tempat seribu lebih orang terluka akibat hantaman
meteor yang merusak sejumlah bangunan.
Beberapa pembeli di situs itu bahkan berani menawar sekitar Rp 150 juta untuk sekeping pecahan batu luar angkasa itu.
Tapi ada itu juga ada yang menawarkan
beberapa pecahan meteor dengan harga Rp 160 ribu. Perlu juga diketahui
bahwa konversi saat ini 1 Rubel = 321 Rupiah. (10.00o Rubel = 3.210.00o
Rupiah).
“Situs ini dipenuhi orang-orang yang ingin membeli pecahan meteor itu,” kata seorang warga kota bernama Oleg Karpov.
Sejumlah kolektor meteorit dari seluruh
dunia tampaknya berminat membeli pecahan meteor itu. Kelangkaan benda
antariksa dari sistim tata surya ini memang sangat dibanggakan dan tak
ternilai dimata para kolektor meteorit dunia.
Sutradara terkenal asal Amerika Serikat
Steven Spielberg Oktober tahun lalu bahkan pernah membeli meteorit
sebesar 22 sentimeter yang jatuh di Siberia seharga Rp 420 juta.
Namun sejumlah warga Kota Chelyabinsk dan
Chebarkul, sekitar 1.500 kilometer sebelah timur Ibu Kota Moskow, juga
melihat sejumlah orang mulai berdatangan ingin mengumpulkan pecahan
terbesar meteor itu di lokasi tempat jatuhnya di sekitar danau es.
Ilmuwan juga mengatakan pada hari Senin
mereka telah menemukan pecahan meteor yang jatuh tiga hari lalu di Kota
Chelyabinsk, Rusia.
Situs asiaone.com melaporkan, Senin (18/2), para ilmuwan menemukan pecahan meteor itu di dekat Danau Chebarkul, di luar Kota Chelyabinsk.
Sejumlah ilmuwan anggota Akademi Sains
Rusia telah mengadakan uji coba secara kimia terhadap pecahan batu di
sekitar danau itu dan menyatakan pecahan batu itu berasal dari luar
angkasa.
“Kami memastikan pecahan yang berhasil
ditemukan oleh tim ekspedisi di dekat Danau Chebarkul itu adalah bagian
dari meteorit,” kata anggota Akademi Sains Rusia Viktor Grokhovsky.
Grokhovsky juga mengatakan meteorit itu mengandung sepuluh persen unsur besi. “Batu luar angkasa itu kemungkinan akan dinamakan Meteorit Chebarkul,” kata anggota Akademi Sains Rusia Viktor Grokhovsky.
(Sumber: RT/AFP/Reuters/BBC/theAustralian/the WashintonPost/ Scienceblogs/Avito.ru/Detik/Merdeka/Tribunews/Kompas/berbagai sumber)